Love Trip : Hakodate - The Beginning

Pertama kalinya ngerasain musim gugur paling dingin di pulau paling utara Jepang di kota Hakodate, Hokkaido. Musim gugur rasa musim dingin, tanpa persiapan apa-apa, alias baju-baju yang saya bawa untuk perjalanan 2 hari 1 malam ini, sungguh sangat tak mumpuni. Jikalau saya gak beli coat tebal pre-loved (kalau kata blogger zama sekarang) dari 2nd st. di Shibuya, mungkin saya akan menderita kedinginan.

 Awalnya saya ragu bakal bisa pergi ke tempat ini.
Kondisinya saya di Jepang sendiri, suami saya masih di Indonesia. Saya hanya berbekal Japan Rail Pass dari kantor yang kebetulan masanya akan berakhir keesokan harinya. Saya gak mau membuang kesempatan ini, saya harus coba pergi naik shinkansen yang paling jauh yang saya bisa!


Terpilih lah Hakodate.
Kota ini terletak di sisi selatan pulau Hokkaido. Kota yang muncul di salah satu dorama yang baru-baru ini saya tonton, memang punya sejuta pesona. Hari pertama saya tiba di Hakodate, sekitar pukul 2 siang saya sudah ada di Hotel Promote Hakodate. Letaknya gak jauh dari stasiun trem Matsukazecho. Dengan rate per malam yang saya dapat dari Booking.com senilai ¥4000 atau Rp 480K, saya diberi kamar single dengan pemandangan kota Hakodate yang indah dari jendela lantai 10. Dengan rate segitu jangan harap bakal dapat kamar luas bisa gegulingan macam hotel-hotel budget di Jakarta. Dapat kamar kelas buiness hotel dengan fasilitas yang standar aja udah Alhamdulillah. Harga di atas gak termasuk breakfast ya. Sarapannya bisa di McD persis seberang stasiun tadi.Lokasinya sangat strategis. Next trip ke sana sama suami, saya pasti bakal balik nginap di hotel itu lagi.

Ada cerita lucu waktu saya booking hotel ini. Awalnya saya galau banget tuh jadi mau ke Hakodate apa nggak. Perasaan saya campur aduk, berani gak yaa pergi jauh sendiri. Terus di sana ngapain aja dong? Pokoknya segala perasaan worry gak penting, anxious berlebih sampe bikin saya mules. Kenapa mesti mules ya padahal, ikut ujian negara juga bukan? Hehe. Karena saya ga mau banyak mikir jadilah saya klik tombol 'book', tanpa perhatiin jenis kamar. Ternyata saya pilih 'Smoking Room'. Jeng! Jeng! Yang ada makin mules saya karena salah pilih. Kalo di-cancel, gak bisa refund karena itu saya booking udah di bawah 1 hari dari kondisi boleh cancel. Haha. Yaudalah pasrah aja jadinya. Gapapa deh kena asep rokok, yang penting di Hakodate bisa bobok.

Nah pas check-in, resepsionisnya yang seorang bapak-bapak begitu melihat bukti booking-an saya, dia mengkonfirmasi ulang.
"Sepertinya ruangan non-smoking lebih baik ya?" tanyanya dalam bahasa Jepang.
"Eh, iya. Onegaishimasu. Waktu booking saya salah pencet. Maaf ya. Jadi boleh kamar non-smoking?" tanya saya lagi.
"Boleh. Mohon tunggu sebentar, saya proses dulu."
よかった!
Alhamdulilah bisa ganti kamar. Senangnya saya. Jadi lega deh ga kebauan asap rokok.

Perlu dicatat bahwa jam check-in hotel di Jepang itu pukul 3 sore. Kita tetap boleh datang ke hotel lebih awal buat nitip barang bawaan kita kok.

Selesai titip barang, saya langsung meriksa contekan itinerary saya dari situs Matcha-jp.com. Karena udah sore, saya putuskan untuk jalan-jalan santai di Hakodate Bay.

Kayak apa sih Hakodate Bay itu? Penasaran?
Tunggu postingan berikutnya yaaa 😘





Comments

Popular Posts