Saya dan Jepang - Part 3 : Osaka BizTrip Day 3&4 (End)

Konnichiwaaaaa ~

Ngelanjutin lagi cerita pengalaman saya di Osaka yuk !
*udah iya aja*

Perlu saya ingatkan, bahwa perjalanan saya ke Osaka ini bukan perjalanan wisata, melainkan perjalanan bisnis. Tapi, tentu saja yang akan saya bagi di sini hanya bagian yang hepi-hepi nya aja.. hihi :D
Di sela-sela jadwal kerjaan yang padat, meeting, ketemu klien, dinner sama klien, saya sudah diagendakan juga untuk berkunjung ke beberapa tempat yang saya inginkan.
Tapi karena waktunya sempit, saya cuma bisa ke beberapa tempat aja.. Hiks.
Pada waktu itulah saya menyesal, kenapa gak minta extend. Aaaaarrrghhh !!

Jalan-jalan
Oke.
Hari ketiga di Osaka, saya sudah mempersiapkan diri untuk jalan-jalan sama atasan saya yang gaul nan heboh, Gashi Mama (dia minta dipanggil begitu), juga anak laki-lakinya yang kakkoi dan masih single, Kazuki.
Kazuki baru aja putus dari pacarnya, terus ibunya malah ngejodohin ke saya ^^
"Gapapa, ada pacar Indonesia, ada pacar Jepang", kata Gashi Mama, becanda.
Saya yang dibecandain gitu jadi malu sendiri.. Haha. Kazuki yang emang pemalu pun cuma senyum-senyum aja.
Sumimasen, Gashi Mama, hati saya sudah diambil sama cowok pemalu juga yang gak kalah kakkoi mirip Nihonjin namun asli Indonesia.. :3
Kazuki ikut jalan-jalan hari itu karena dia bisa bahasa Inggris dan tau tempat-tempat yang ok buat anak muda. Iya saya masih muda loh, gak jauh beda sama Kazuki yang 19 tahun :3
Gashi Mama juga bisa bahasa Inggris sih, cuma gak banyak, jadi kalo ngobrol sama dia pake bahasa Jepang yang sangat sederhana dan atau dibantu terjemahin ke bahasa Inggris sama si Kazuki.

Ini beberapa momen yang bisa saya abadikan di sana.. selebihnya.. batre hape saya sekarat.

Kiri Atas, saya, si AHO, Gashi Mama, dan Kazuki berpose "AHO"
Tengah Atas, saya dan Kazuki di Nipponbashi
Tengah Bawah, saya gembira sekali niruin Glico man !
Dari Nipponbashi kami pun berjalan ke pusatnya Namba. Tujuan saya ke sana tak lain dan tak bukan adalah ke NMB48 theater !! Hahaha. Gak kok, saya gak teateran. Saya cuma mau foto di depannya aja. Saya juga masuk ke AKB48 Cafe&Shop. Lagi-lagi saya cuma foto dan lihat-lihat aja, gak belanja.
Belanjanya udah cukup kalap di UNIQLO dan Forever21, buat ngoleh-ngolehin adik-adik dan pacar saya. Sumpah asli murahhhhhh..
Saya gak mau belanja di UNIQLO dan Forever21 Jakarta karena mahalnya amit-amit. Kecuali kalo lagi sale dan harganya masuk akal, MUNGKIN, saya masih mau belanja di Jakarta.

Gashi Mama pun mengiyakan, dibanding dengan Jakarta, harga kedua merek yang tadi itu lebih murah banget di Jepang. Saya gak sempat ke ZARA, H&M, Daimaru Dept. Store waktu di Shinsaibashi karena waktunya sempit banget. Jadilah cuma lewat-lewat aja. Karena saya bukan shoppaholic jadi gak terlalu kecewa lah berlama-lama di Shinsaibashi yang jadi main area untuk pusat perbelanjaan di Osaka itu.

Maid Cafe
Sebelum jalan-jalan terburu-buru dari Namba-Shinsaibashi yang saya ceritakan tadi, kami bertiga sempat ngopi-ngopi elegan dulu di salah satu maid cafe di Nipponbashi.
Lumayan..
Cukup capek karena dari stasiun harus jalan kaki ke tempat tujuan (iya, di Jepang gak ada angkot jarak dekat), 
Nipponbashi terkenal sebagai areanya otaku. Gak heran kalo ada maid cafe segala. Di kanan kiri ada berbagai macam toko yang menjual pernak-pernik anime, gadget, kamera (di sana terkenal murah lho), dan ada toko JAV jugaaaaaaaaaaa.. *saya mau foto tapi malu*
Cremino Alice, salah satu maid cafe di Nipponbashi.
Cafe yang sangat sunyi senyap ~
Tadinya mau ke maid cafe yang terkenal gitu kata Kazuki, lupa namanya saya, tapi tutup. KZL.
Soalnya waktu itu masih siang, sekitar jam 1, mungkin emang belum buka. Jalanan Nipponbashi yang luas bisa buat guling-gulingan itu cenderung sepiiii.. *agak kecewa* Mungkin karena saat itu hari Jumat, jadi pada solat Jumat dulu ya *plak*

Akhirnya kami ke cafe yang kelihatan udah buka aja, Cremino Alice. Dekorasi cafe di sana membuat saya berada di negeri dongeng, berasa jadi Hime-sama gitu alih-alih Ojo-sama. Mungkin ala istananya Red Queen di Alice in Wonderland gitu..
Maid yang melayani kami namanya Amu-chan. Itu nama yang cukup populer buat nama maid ya? Kata boss saya, Amu itu diambil dari pengucapan cara makannya anak bayi, kayak nyamnyamnyam, gitu. Kawaii ne?
Cremino Alice ini cafenya sepiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii banget. Sunyiiiiiiiiiiiiiiiiii.. Customernya saat itu cuma rombongan kami, satu cowok otaku yang cuma nunduk aja, dan satu lagi bapak-bapak otaku yang sibuk ngelihatin koleksi foto maid kesukaan dia.
Saking sunyinya cafe itu, saya merasa ngomongnya jadi mesti bisik-bisik.

Supaya main ke maid cafenya jadi berkesan, saya beli tiket buat foto sama Amu-chan. Harga tiketnya 500yen, sekitar 50ribu rupiah. MAHAL?
Nggak, itu harga standar kalo mau foto sama maid.
Fotonya pake kamera polaroid gitu, terus nanti dihias-hias sama maidnya. Karena temanya lagi Hallloween, hiasan fotonya jadi hantu-hantuan gitu deh. Tapi masih tetep kawaii ya!

Karena waktu yang sangat-sangat singkat, saya gak punya banyak waktu untuk beli oleh-oleh yang banyak. Padahal udah kepikiran mau beli oleh-oleh yang unik. Pun ada di sana harganya mulai dari 700-1500yen cuma untuk gantungan hape gitu. Mahal ! Gashi Mama juga bilang itu mahal.
Gak nemu yang jual bisa beli serenceng atau kodian gitu sik. Jadi susah deh. Hahha.. Untuk yang gak kebagian omiyage, maaf ya.. Hontou ni sumimasen deshitaaa..
***
Sepulang dari jalan-jalan sekitaran Namba, saya dinner sama Gashi Mama, dan beberapa kolega kantor di restoran dengan menu serba ayam. Tempatnya kecil banget, tapi makanan yang keluar banyak banget, saya sampe begah. Di restoran itulah saya nyobain Oyakodon yang enyak banget itu. Di sana juga saya nyobain Kizami Wasabi (chopped wasabi) yang segar. Lebih enak dan nampol ketimbang yang dalam bentuk pasta ! Semua makanan di sana umai~

Malam itu juga, saya yang sadar besok paginya harus segera pulang, rasanya ingin berlama-lama ngobrol dengan atasan dan kolega saya di sana. Ngobrolin apa aja boleh deh, sampe jam 12 malam pun gak papa. "Kaeritakunai...(gak mau pulang)", ucap saya lirih malam itu, waktu diajak untuk segera pulang ke hotel.

Bahkan saat itu saya kepikiran mau ke Osaka-jo, Kastil Osaka. Tapi karena udah malam, gak ada yang bisa dilihat. Ke sana bagusnya pas musim semi, banyak sakura.
Sedangkan saya di sana pas musim nanggung, antara musim hujan dan musim gugur di Osaka. Saya bahkan gak lihat momiji..(daun maple).
Malam itu saya memang sangat lelah, tapi rasanya gak rela banget ngehabisin kira-kira 6 jam untuk tidur.

Pulang
Hari keempat, hari terakhir saya di Osaka.
Saya melihat perkiraan cuaca hari itu di tv lokal. Potensi hujan.
Benar saja, begitu keluar dari hotel, sudah mulai gerimis.
Atasan saya sudah menunggu di lobby hotel untuk mengantar saya kembali ke KIX. Kami melewatkan sarapan, karena saya harus cepat sampai di bandara. Kami naik taksi dari Hommachi ke Namba Station. Dari Namba, kami naik kereta express ke KIX.
Sepanjang jalan saya jadi agak mellow gitu..
"Sepertinya langit Osaka ikut sedih karena saya harus pulang hari ini", ucap saya ke atasan sambil menatap sedih ke jendela.
"Sou desune..", jawab atasan saya kemudian tersenyum.

Taxi drivernya sudah tua
Perjalanan bisnis saya ke luar negeri yang pertama ini saya pikir merupakan jawaban atas doa-doa saya terdahulu, setidaknya setahun lalu.
Pekerjaan saya kadang mengharuskan saya melakukan biztrip ke beberapa kota di Indonesia, misalnya nyari gurita di Banyuwangi, atau nyari sarung tangan latex di Medan. Kantor saya sudah langganannya pakai Lion Air, yang sudah pasti karena murah lah ya.
Kemudian dengan polosnya saya berandai-andai, Ya Alloh, kapan ya bisa biztrip pake Garuda..
Iya mintanya biztrip, soalnya kalo pake duit sendiri saya masih belum sanggup. He he he.

Training atau biztrip ke Head Office di Jepang pun sebenarnya usulan saya ke atasan beberapa waktu lalu. Mereka mempertimbangkan dengan baik, karena mereka sebelumnya juga ada rencana demikian. Sungguh bersyukur dan senang sekali saya, segala harapan itu terwujud juga. Saya adalah peserta training pertama di Head Office Osaka.
Alhamdulillah..

Orang-orang di Osaka benar-benar ramah. Mereka benar-benar terbuka, seakan saya ada bagian dari keluarga mereka. 
Ada satu kolega saya orang Jepang yang actually no longer Japanese because he stayed already four years in Vietnam said,
"Untuk orang yang pertama kali ke Jepang, Osaka ini tempat yang paling bagus untuk dikunjungi pertama kali. Dibandingkan Tokyo, orang-orang Jepang di Tokyo memang ramah juga, terlihat diri mereka terbuka kepada kita namun sebenarnya ada yang mereka tutupi. Orang Osaka jauh lebih ramah dan terbuka lah pokoknya."
Osaka juga terkenal banyak menelurkan pelawak-pelawak gitu. Ditambah dialek mereka yang bukan seperti orang Jepang, kalo kata boss saya "Kansaijin wa Nihonjin jyanai. They are not Japanese.", menjadikan ciri khas orang Osaka (Kansaijin) makin kental.
Ada kalimat yang paling sering dilontarkan Kansaijin, "Nandeyanen?!"なんでやねん 
Artinya kira-kira kayak "Apa-apaan tuh?!" atau "What the hell?!" gitulah.. *bener gak yah*

Yang membuat saya terkagum-kagum di sana itu adalah betapa sopan dan teraturnya orang-orang Jepang. Antrinya rapi banget, contoh kecil kamu beli makanan bungkusan buat makan siang di gerobak gitu, kalo di Jakarta pasti yang beli pada ngumpul ngelingker di sekitar gerobak kan, pokoknya pengen duluan aja gitu dilayaninnya. Nah kalo di sana, beli bento bungkusan pinggir jalan aja pada antri rapi banget.
Waktu naik eskalator juga, di Osaka semua yang naik eskalator harus berdiri satu-satu di sebelah kanan. Gak ada tuh gerombolan rumpi-rumpi ngeblok eskalatornya. Karena yang buru-buru bisa sambil jalan mendahului dari sebelah kiri, itu mutlak. Prinsip Waktu adalah Uang di Jepang benar ada.
Kalo di Jakarta, semua orang itu orang kaya sepertinya... Pada ngabis-ngabisin waktu di jalan soalnya. 
*upsss*
Oh, jalanan di sana pun nyaman banget buat pejalan kaki !
Trotoarnya luas, zebracross pun luas. Mau nyebrang pas lagi ada mobil mau lewat pun, pasti pejalan kaki bakal dikasih lewat duluan. Mobilnya jalannya gak ngebut-ngebutan. Jadi kalo pas kita nyebrang ada mereka pun aman, mereka bisa mengurangi kecepatan. Trus kita nyebrang deh !
Pengendara yang santun sekali....

Duh, saya jadi kangen.

Waktu saya akhirnya mendarat di Denpasar dengan kondisi kelelahan, yang langung saya rindukan dari Jepang waktu itu adalah: VENDING MACHINE !
Enak banget di sana mau minum gausah mampir warung, bro! Vending machine ada di mana-manaaaa.. tinggal masukin koin langsung keluar itu minuman segar pilihan. Koinnya koin yen yak, jangan koin timezone. *berusaha melucu*
Keren aja gitu mesin gituan bisa itung kembalian dan ngeluarin jumlah kembalian dengan tepat.
Temen saya ada yang masih keder itung kembalian loh! Mungkin harus ke Jepang ya dia, berguru sama vending machine. *gitu*

Wah! Saya sudah banyak cakap ya.
Kalau begitu, saya sudahi ceritanya ya.. Semoga saya ada perjalanan lain jadi saya bisa cerita-cerita lagi.
Kamu punya pengalaman yang sama kayak saya atau ada yang berkesan?
Share di kolom komen di bawah ini ya !!

Thank you for reading !
Mata ne ~

Comments

Popular Posts