The Period : Dismenorhea
Apakah langit malam ini menunjukan bulan penuh?
Kalau iya, gue tenang.
Artinya gue tepat datang bulan.
Bertahun-tahun yang lalu, menstruasi merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan.
Sekarang, semua orang dapat mengetahui apa itu menstruasi, kapan pacar lo menstruasi --jadi lo bisa pasang badan kalo dia lagi sensi, serta segala penyakit yg menyertai menstruasi.
Udah beberapa tahun sebenarnya, sejak setahun setelah menstruasi pertama gue, gue mengalami nyeri haid.
Gejala yang umum gue hadapi --dan kebanyakan perempuan, biasanya nyeri di perut, punggung hingga kaki.
Secara keseluruhan badan PEGAL.
Belum lagi masalah psikis, perempuan biasanya jauh lebih sensitif kalau sedang haid. Bawaannya mau marah-marah, sedih gak jelas, lama-lama jadi sakit kepala.
Untuk beberapa perempuan yangtidak beruntung akan mengalami sakit yang lebih hebat lagi.
Mungkin lo atau pacar lo mengalaminya?
Nah, kalo melihat judul, mungkin beberapa di antara kita udah ga asing lagi sama dismenorhea (baca: dismenore).
Nyeri haid gila-gilaan ini udah gue alami sejak kelas 2 SMP.
Gejalanya yaitu nyeri di bagian perut atau kram, pusing, mual, bahkan muntah.
Pernah periksa ke dokter sih, takutnya ini disebabkan endometriosis.
Tapi setelah pemeriksaan lewat USG, kondisi daerah reproduksi gue ga ada masalah.
Jadinya gue bisa tenang dikit.
Untuk mengurangi sakit ini, dokter menganjurkan olahraga, kalo dibaca dari artikel ini, minimal olahraganya jalan kaki.
Yah, mengingat banyaknya aktivitas gue (ehem), maka gue cuma sanggup olahraga yang minimal.
Haha.
Ada yang menarik, di artikel itu ditulis juga "rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan orgasme pada aktivitas seksual".
Apa-apaan itu?
Gue kan masih lajang. Hehe.
Gue jadi inget kan tuh, waktu berobat, dokternya mau ngasih gue resep Pil KB untuk ngurangi nyerinya.
Tapi akhirnya ga jadi, Ibu mau rajin bikin gue minuman kunyit putih yang pahitnya minta ampun, tapi manjur luar biasa.
Taaapiii .. makin ke sini rajinnya berkurang.
Gue pun udah males minumnya.
Heehehhe.
Dan lama kelamaan gue jadi biasa menghadapi dismenore ini.
*berbekal Spasminal dan Asam Mefenamat dari kotak obat markas gue, UKM Kesehatan USAHID*
Intinya cuma banyakin lagi istirahat dan kurangi pikiran yang aneh-aneh.
Juga makan makanan yg bergizi supaya produksi hormon seimbang.
Well, gue akan menyebut diri gue sebagai perempuan yang SANGAT beruntung sekarang.
Kenapa?
Karena, saat nanti waktunya gue hamil (setelah nikah tentunya, insya Allah, entah kapan, kuliah dan karir yg bener dulu), gue ga akan kaget lagi dengan nyeri macam dismenore itu.
Kalau iya, gue tenang.
Artinya gue tepat datang bulan.
Bertahun-tahun yang lalu, menstruasi merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan.
Sekarang, semua orang dapat mengetahui apa itu menstruasi, kapan pacar lo menstruasi --jadi lo bisa pasang badan kalo dia lagi sensi, serta segala penyakit yg menyertai menstruasi.
Udah beberapa tahun sebenarnya, sejak setahun setelah menstruasi pertama gue, gue mengalami nyeri haid.
Gejala yang umum gue hadapi --dan kebanyakan perempuan, biasanya nyeri di perut, punggung hingga kaki.
Secara keseluruhan badan PEGAL.
Belum lagi masalah psikis, perempuan biasanya jauh lebih sensitif kalau sedang haid. Bawaannya mau marah-marah, sedih gak jelas, lama-lama jadi sakit kepala.
Untuk beberapa perempuan yang
Mungkin lo atau pacar lo mengalaminya?
![]() |
gambar dari majalah kesehatan.com |
Nyeri haid gila-gilaan ini udah gue alami sejak kelas 2 SMP.
Gejalanya yaitu nyeri di bagian perut atau kram, pusing, mual, bahkan muntah.
Pernah periksa ke dokter sih, takutnya ini disebabkan endometriosis.
Tapi setelah pemeriksaan lewat USG, kondisi daerah reproduksi gue ga ada masalah.
Jadinya gue bisa tenang dikit.
Untuk mengurangi sakit ini, dokter menganjurkan olahraga, kalo dibaca dari artikel ini, minimal olahraganya jalan kaki.
Yah, mengingat banyaknya aktivitas gue (ehem), maka gue cuma sanggup olahraga yang minimal.
Haha.
Ada yang menarik, di artikel itu ditulis juga "rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan orgasme pada aktivitas seksual".
Apa-apaan itu?
Gue kan masih lajang. Hehe.
Gue jadi inget kan tuh, waktu berobat, dokternya mau ngasih gue resep Pil KB untuk ngurangi nyerinya.
Tapi akhirnya ga jadi, Ibu mau rajin bikin gue minuman kunyit putih yang pahitnya minta ampun, tapi manjur luar biasa.
Taaapiii .. makin ke sini rajinnya berkurang.
Gue pun udah males minumnya.
Heehehhe.
Dan lama kelamaan gue jadi biasa menghadapi dismenore ini.
*berbekal Spasminal dan Asam Mefenamat dari kotak obat markas gue, UKM Kesehatan USAHID*
Intinya cuma banyakin lagi istirahat dan kurangi pikiran yang aneh-aneh.
Juga makan makanan yg bergizi supaya produksi hormon seimbang.
Well, gue akan menyebut diri gue sebagai perempuan yang SANGAT beruntung sekarang.
Kenapa?
Karena, saat nanti waktunya gue hamil (setelah nikah tentunya, insya Allah, entah kapan, kuliah dan karir yg bener dulu), gue ga akan kaget lagi dengan nyeri macam dismenore itu.
:) semoga bermanfaat
ko gw mikirnya kmn2 ya ? hahaaaaa
ReplyDeletebung kici mikirin apaan deh? ahahha :D
ReplyDelete