Drama MengASIhi
Di Instagram saya pernah ngepost begini :
#heihiro
#2mo3weeks3days
#2mo3weeks3days
Dua hari terakhir ini saya sering nanya lagi ke suami gimana proses melahirkan Hiro. Karena, jujur aja saya semacam gak bisa mengingat secara jelas bagaimana urutannya. Mungkin efek mules yang diciptakan oksitosin suntikan terlalu luar biasa saat itu?
.
Saya gak mau lupa, bahwa saya melahirkan Hiro, penuh perjuangan. Sama seperti ibu-ibu lainnya dengan tantangan yang berbeda-beda, yang bahkan bisa dihadapkan dengan resiko 'kehilangan'.
.
Saya tidak bisa berhenti bersyukur.
.
Ketika melahirkan, saat itulah saya yang baru ikut 'terlahir'; menjadi ibu.
Perjuangan selanjutnya dimulai, menyusui.
.
Saya masih ingat minggu-minggu pertama Hiro lahir, terkadang saya menangis saat menyusuinya tengah malam. Saya cukup kesulitan memberinya makan, menjaga perut mungilnya tetap kenyang. Raga dan jiwa saya sakit bersamaan.
Suami dan orang tua kami tak hentinya memberi dukungan agar saya mampu melewati masa-masa itu.
Dan, ya, saya bisa.
.
Alhamdulillah berkat itu semua ikatan antara saya, suami, dan Hiro; keluarga kecil kami, menjadi kuat terjalin kini.
.
#instamama
.
Nah, sekarang saya mau memperpanjang kali lebar narasi saya.
.
Saya gak mau lupa, bahwa saya melahirkan Hiro, penuh perjuangan. Sama seperti ibu-ibu lainnya dengan tantangan yang berbeda-beda, yang bahkan bisa dihadapkan dengan resiko 'kehilangan'.
.
Saya tidak bisa berhenti bersyukur.
.
Ketika melahirkan, saat itulah saya yang baru ikut 'terlahir'; menjadi ibu.
Perjuangan selanjutnya dimulai, menyusui.
.
Saya masih ingat minggu-minggu pertama Hiro lahir, terkadang saya menangis saat menyusuinya tengah malam. Saya cukup kesulitan memberinya makan, menjaga perut mungilnya tetap kenyang. Raga dan jiwa saya sakit bersamaan.
Suami dan orang tua kami tak hentinya memberi dukungan agar saya mampu melewati masa-masa itu.
Dan, ya, saya bisa.
.
Alhamdulillah berkat itu semua ikatan antara saya, suami, dan Hiro; keluarga kecil kami, menjadi kuat terjalin kini.
.
#instamama
.
Nah, sekarang saya mau memperpanjang kali lebar narasi saya.
Mungkin ada yang membuat heran di paragraf pertama. Saya masih ingat, kok, bagaimana serunya melahirkan Hiro; induksi yang makan waktu berjam-jam, stress karena di bed sebelah lahiran lebih dulu padahal saya yang datang duluan, daster yang basah dan bau pesing karena ternyata saya pipis terus-terusan saat mengejan yang belum waktunya, bukaan 7 gak maju-maju yang akhirnya dipacu hanya dalam waktu sekian menit untuk bukaan sempurna.
Saya cuma ga tau persis detailnya bagaimana.
Suami saya lah satu-satunya saksi yang bisa saya tanyai detail kelahiran Hiro.
Bagaimana awalnya suami saya melihat ujung kepala Hiro yang mulai nongol dari vagina saya dan syok nya dia waktu saya dapat tindakan episiotomi (gunting vagina).
Bagaimana awalnya suami saya melihat ujung kepala Hiro yang mulai nongol dari vagina saya dan syok nya dia waktu saya dapat tindakan episiotomi (gunting vagina).
Saya sering dengar ada buibu yang pengen 'lupa' gimana asoynya ngelahirin. Kalo saya justru pengen ingat betul, biar nanti kalau Hiro dikasih adik, saya bisa lebih memperdaya diri, untuk melahirkan lebih nyaman dan meminimalkan rasa sakit. Gitu.
Sekarang Hiro sudah 6 bulan!
Wuih, semakin besar lah badannya.
Tingkahnya semakin lucu. Udah bisa ngoceh, tangisannya pun udah beda-beda tergantung dia lagi butuh apa. Lama-lama saya hafal, lho. Hebat juga ya. *muji diri sendiri*
Selama 6 bulan ini saya belajar memenuhi kebutuhan Hiro; memberinya ASI eksklusif, ngajak ngobrol seperti dalam kandungan, sigap tiap kali dia nangis untuk segera ditenangkan.
Di bulan pertama kelahiran Hiro, saya akui saya agak kurang persiapan. Terutama soal menyusui. Saya gak tau sama sekali kalau menyusui itu bisa sangat menyakitkan. Saya pikir menyusui itu sekedar tempel mulut bayi di areola, bayi menghisap, susu keluar.
Na ah. Tidak semudah itu, Ferguso.
Saya mengalami lecet puting, percaya diri yang rendah tentang kuantitas ASI, kesulitan tidur malam, bahkan pernah sampai nangis juga karena Hiro selalu gigit puting saya yang saya asumsikan dia gemas karena susu saya sedikit yang kemudian menyebabkan saya stress yang justru akan mempersulit kelancaran keluarnya ASI.
*tarik napas*
Saya minta saran sana-sini. Ada yang saya coba praktekan namun gak berhasil, tapi banyak juga yang berhasil. Intinya, beri ASI kapan pun bayi mau. Apalagi saya kan IRT, mengASIhi gak perlu dijadwal-jadwal lah ngasihnya. Namanya bayi, sampe usia 6 bulan makanannya kan cuma ASI. Kalo bisa ngomong mungkin tu anak minta dibeliin sushi kali yak *becanda*
Setelah 6 bulan dijalani, rasa sakit kelamaan sirna berganti lega. Saya rajin pumping malam hari karena kelamaan Hiro jarang kebangun malam-malam. Rajin minum booster juga (favorit saya Booster Tea merek Lemo* dan susu almond merek Almo*).
Alhamdulillah lulus juga ASI eksklusif.
Drama pengASIan berakhir, maka dimulailah drama baru...
Drama MP-ASI.
Sekian dulu, kapan-kapan kita lanjut lagi.
Oh iya, buibu ada pengalaman mengASIhi kayak saya? Cerita-cerita yuk di sini!
Comments
Post a Comment
Please leave your comment below. Thank you :*