A Whole New World With YOU - Part 1

Setiap kali saya buka situs ini saya merasa bersalah pada diri sendiri. Membiarkan blog saya terbengkalai selama setahun penuh; bukan karena saya malas, namun karena alasan-alasan tertentu yang mengharuskan saya untuk menahan diri untuk tidak kecepetan nge-update.
Segala kegiatan yang menjadi alasan saya tidak menulis selama setahun itulah yang kini membuat saya berada pada level kehidupan yang selanjutnya.

Love Is An Open Door ...

Selama tahun 2015 lalu, saya mempersiapkan diri saya untuk menikah dengan pasangan saya yang kini menjadi suami yang sah diakui negara dan agama, Prima Adhyasa Arindra. Perkara menikah ini terealisasi begitu saja hanya dalam waktu 3 bulan.

Rasanya hampir tidak bisa dipercaya kala itu. Masih ingat rasa deg-degannya seperti apa, waktu dapat kabar dari kekasih saya bahwa ibunya menyarankan agar dia segera menikahi saya. 
Dua tahun untuk sebagian orang mungkin merupakan rentang waktu yang singkat, namun untuk sebagian lainnya akan terasa lama. Dua tahun itulah saya dan pasangan saya berusaha menggenapi perasaan dan ketekadan kami untuk hidup bersama.
Saya yang lagi agak magabut di kantor waktu mendapat kabar itu mendadak mules, pengen nangis saking senengnya, "INI BENERAN NIH?".

Bukan tanpa alasan si Mama menyarankan demikian, karena ini menyangkut masa depan anaknya dan perempuan pilihan anaknya. Cieh~

Persiapan lamaran dan nikahan yang hanya dalam waktu 3 bulan sejak Februari 2015 itu kalau diingat lagi seru juga. Ada dramanya, hebohnya dan yang pasti; seneng bangetnya.

***

Singkat cerita, tanggal lamaran dan nikahan pun telah diputuskan.
Sebagai simbol dilamarnya saya oleh Sang Kekasih, kami (tepatnya saya, sih) memilih kalung cantik buat lamaran. Kenapa kalung? Karena saya bisa memakainya terus nanti bersamaan dengan cincin kawinnya. Ihiy !


Udah kayak model majalah Kartini belom?
Penyematan kalung cantik. Secantik yang dipakein. Iyain aja ya.
Iya.
Keik Lamaran by Aya Anjani. Nyam !

At The Beginning ...

Alhamdulillah persiapan dalam waktu 3 bulan yang singkat padat dan lumayan njelimet itu pun berbuah senyum bahagia. Kalo ada yang penasaran saya pake jasa Wedding Organizer atau nggak, saya agak bingung jawabnya nih.
Kami pake jasa catering yang sekaligus menyediakan wedding package (dekorasi, MC, rias, sewa baju adat, dokumentasi, dll.) tanpa ada panitia yang seliweran pake seragam item-item atau batik di venue saat hari H gitu loh... Jadi, itu termasuk WO atau bukan ya? Hmm..

Rundown acara semuanya kami atur sendiri, termasuk urusan janjian sama penghulu dari KUA Rawamangun. Penghulunya gaul bener, kuliah nikah sama beliau pun asik. Kalo mau konsultasi nikah bisa langsung whatsapp. Ntap !

Tssahh, SAH !
Mic nya ditaro dulu bisa kali. Grogi mas?
Thomas Grogi. *apasih*
*add gombal words here*
Iya jarinya gendut. Maap.

Hal yang berkesan dari persiapan nikah yang serba diatur sendiri adalah, hingga H-1 pun, kami masih seliweran; gak berdua sih.. Saya menyempatkan diri untuk merawat dan hias kuku di  Tokyo Nail Collection di Grand Indonesia. Sedangkan Arin masih ada urusan kerjaan. Betapa sibuknya kami. Ckckck.

Penghulu paling gaul se-Rawamangun nih;
Ustadz Faiz.
Cieh.
The Parents; restu mereka sungguh menenteramkan hati
Cieh (1).
Cieh (2).
Tuntun tante ke Istana Cinta mu, dek..
Senyum dulu sama yang masih jomblo *eh*.
*ditimpuk mas fotografer*

Gak sedikit yang mengira saya menikah sama yang lebih muda lho ( T^T ). Kalo pasangan saya mah sudah jelas dari lahir mukanya macam malaikat, alus bener. Nah saya, gak didandanin aja udah boros mukanya, ini lagi didandanin macam begitu.. makin menjadi tante lah.
Perbedaan usia kami hanya 3 tahun, dia lebih tua dan (tentu saja) dewasa (dibandingkan dengan lelaki seusianya).



***
Pembaca sekalian yang budiman, di salah satu foto memang terlihat perut saya yang besar. Namun perlu saya luruskan sebelum ada pemikiran yang menyimpang ke kiri dan kanan lalu membuat perasaan resah gundah gulana merana nestapa. Alasan saya menikah cepat ini akan saya bahas di part 2 (insya Allah).
Sekedar info, saat itu berat badan saya 52kg dan perut saya memang buncit antara karena kebanyakan jajan sepulang kerja atau jarang olahraga sepertinya. Sekarang berat badan saya 48kg, sesuai target, sehat wal afiat berkat sepedaan setiap hari dan lebih rajin makan sayur.

Oh waw, saya terdengar seperti sedang kampanye hidup sehat demi berat badan sesuai target. Ok, saya akan berhenti di sini. Sampai ketemu di postingan selanjutnya ya !

Comments

Post a Comment

Please leave your comment below. Thank you :*

Popular Posts