Analogi Malam Tadi

Ada satu teman perempuan, teman sepergalauan. Iya, kami sama-sama hobi galau. Cuma bedanya dia galau karir, gue galau percintaan.
Adalah obrolan kami di suatu malam. Dia cerita tentang perusahaan yang diimpikannya baru saja buka lowongan. Sayangnya dia baru saja diterima kerja di perusahaan lain, yang tempo hari lalu baru saja dia pongahi (apa itu pongahi?) ke teman galau karir&cinta lainnya, laki-laki.

"Perusahaan impian gue itu ibarat gebetan gak kesampean tau.
Misal tadinya dia punya cewe, terus putus.
Kan lo pasti ngomongin 'eh dia udah putus loh'.
Sama aja 'eh, perusahaan impian lo itu buka lowongan loh'
Bukan berarti harus dikejar lagi.
Mantan gebetan = Mantan calon pacar"



"Iya, gue tau perasaan kayak gitu."

Ingatan gue kembali ke masa di mana gue membuat istilah mantan calon pacar, cukup ramai di twitter waktu itu. Karena dia menganalogikan di bidang yang sangat gue pahami, jadilah gue meneruskan analogi yang dibuatnya, supaya dia ngerti harus apa.

"Cuma karena gue udah keburu punya pacar pas mantan calon pacar gue buka lowongan, gue bakal setia sama pacar gue sih. Hahahha.."

Teman sepergalauan ini perlu waktu beberapa menit untuk mencerna paparan gue.
"Take yer time"

Dia memutar analoginya mengambil kasus gue.
"Jadi, perusahaan impian gue itu adalah mantan gebetan lo ya.
Iya, disuruh setia sama 'pacar' kita yang sekarang."

Gue senyum. Teman gue ini pintar, dia pasti paham dengan penjelasan gue berikutnya.

"Buktiin aja sih kalo sama pacar baru kita bisa lebih bahagia.
Kayaknya baru kemaren sore juga kita bahas soal bahagia dan gaji bukan takaran bahagia ke teman sepergalauan kita yang laki-laki itu"

"Iyaaaa gue harus setia sama 'pacar' gue sekarang. (emot kepalan tangan)
kalo gue 'pacar' ya, kalo lo pacar"

Gue ketawa.
Iya.

Gue punya pacar sekarang, dan dengan dia, gue tau, gue lebih bahagia.

Terima kasih, teman sepergalauan, akan analogi malam tadi.
Semoga kita selalu saling menyadarkan. :)

Comments

Popular Posts